Limbah B3 Adalah Limbah Yang Berbahaya Karena Mengandung

Limbah B3 Adalah Limbah Yang Berbahaya Karena Mengandung

Apa saja contoh limbah B3 yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan?

Air raksa, kromium, cadmium, pestisida, timbal, dan juga tembaga

Referensi dan rujukan yang digunakan dalam tulisan ini adalah”

WASTEC. 2019. Kerap Mencemari Lingkungan, Inilah Contoh Limbah B3 yang Kerap Dihasilkan Industri. Diakses pada 14 Desember 2022 https://wastecinternational.com/kerap-mencemari-lingkungan-inilah-contoh-limbah-b3-yang-kerap-dihasilkan-industri.html. Admin dlh. 2019. 20 Contoh Limbah B3 Industri Menurut PP No. 101 Tahun 2014. Diakses pada 14 Desember 2022. https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/20-contoh-limbah-b3-industri-menurut-pp-no-101-tahun-2014-12 Widodo. 2008. “Pencemaran Air Raksa (Hg) sebagai Dampak Pengolahan Biji Emas di Sungai Ciliunggunung, Waluran, Kabupaten Sukabumi. Dalam Jurnal Geologi Indonesia, Vol.3 . UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon- LIPI. https://media.neliti.com/media/publications/66119-ID-pencemaran-air-raksa-hg-sebagai-dampak-p.pdf http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_x(3)93-105.pdf Asmadi, dkk. 2009. “Penguranmgan Chrom (Cr) dalam Limbah Cair Industri Kulit pada Proses Tannery Menggunakan Senyawa Alkali Ca(OH)2, NaOH, dan NaHCO3, (Studi Kasus PT Trimulyo Kencana Mas Semarang)”. Dalam Pengurangan Chrom(Cr) dalam Limbah Cair Industri Kulit… Vol. 5. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) dan IPB. https://media.neliti.com/media/publications/243918-none-7a029fd9.pdf Rosyeni Berti Mauna, dkk. “Kandungan Kromium (Cr) pada Limbah Cair dan Air Sungai serta Keluhan Kesehatan Masyarakat di Sekitar Industri Elektroplating (Studi di Industri Elektroplating X Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember). Universitas Jember. https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/70983/Rosyeni%20Berti%20Mauna.pdf;sequence=1 Sutrisno dan Henny Kuntyastuti. 2015. “Pengelolaan Cemaran Kadmium pada Lahan Pertanian di Indonesia” dalam Buletin Palawija Vol. 13 No, 1. https://media.neliti.com/media/publications/225844-pengelolaan-cemaran-kadmium-pada-lahan-p-4009e2cb.pdf https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/85b4ff189dadfdaa360ee6200603c0ad.pdf Putri Budiastuti, dkk. “Analisis Pencemaran Logam Berat Timbal di Badan Sungai Babon Kecamatan Genuk Semarang” dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 4. Universitas Diponegoro. https://media.neliti.com/media/publications/107697-ID-analisis-pencemaran-logam-berat-timbal-d.pdf Novita Sekarwati, dkk. 2015. “Damapk Logam Berat Cu (Tembaga) dan Ag (Perak) pada Limbah Cair Industri Perak Terhadap Kualitas Air Sumur dan Kesehatan Masyarakat serta Upaya Pengendaliannya di Kota Gede Yogyakarta” dalam Jurnal EKOSAINS Vol. VII. Universitas Sebelas Maret. https://pasca.uns.ac.id/s2ilmulingkungan/wp-content/uploads/sites/25/2016/09/PUBLIKASI-NOVITA.pdf Istihanah Nurul Eskani dan Ivone de Carlo. “Pengolahan Limbah Cair Industri Tembaga”. Balai Besar Kerajinan dan Batik, Yogyakarta. https://media.neliti.com/media/publications/59996-ID-pengolahan-limbah-cair-industri-tembaga.pdf

Mari Berkolaborasi Bersama untuk Membuat Dampak Kebaikan bagi Hutan dan Masyarakat Indonesia

LindungiHutan adalah startup yang bertujuan untuk mempermudah program hijau yang transparan dan bermanfaat secara berkelanjutan. Kami telah dipercaya 300+ mitra hijau dari UMKM, perusahaan, startup dan multinational corporations sebagai rekan bisnis mereka.

Apa yang dimaksud dengan limbah B3?

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun atau limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

Step 1: The part between N and M that should be heated first is the combustion tube. Step 2: In a combustion tube, the reaction between the substance (in this case, hydrogen) and the oxidizing agent (in this case, oxygen from the air) occurs when heat is applied. Step 3: The chemical equation for the reaction occurring in the combustion tube is: 2H₂ (g) + O₂ (g) → 2H₂O (g)

Kata B3 merupakan akronim dari bahan beracun dan berbahaya. Oleh karena itu, pengertian limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya.Limbah B3, atau Bahan Berbahaya dan Beracun, mencakup berbagai jenis limbah yang memiliki sifat-sifat yang dapat menyebabkan dampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Konsep ini melibatkan zat-zat yang memiliki tingkat toksisitas tinggi, serta dapat menciptakan risiko yang signifikan jika tidak dikelola dengan benar. Sifat berbahaya dan beracun ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti industri, rumah tangga, pertanian, dan sektor lainnya.

Dalam sektor industri, limbah B3 dapat dihasilkan dari proses manufaktur, pengolahan kimia, dan produksi berbagai barang konsumen. Senyawa kimia berbahaya, seperti logam berat, pelarut organik, dan bahan kimia industri lainnya, dapat menjadi komponen utama limbah B3 industri. Di sisi lain, rumah tangga juga turut berkontribusi pada produksi limbah B3 melalui penggunaan berbagai produk sehari-hari.

Pada tingkat rumah tangga, beberapa produk yang umum digunakan seperti pembersih rumah, pestisida, cat, dan baterai mengandung bahan-bahan yang dapat dianggap sebagai limbah B3. Penggunaan sehari-hari ini, meskipun terlihat sepele, dapat mengakibatkan akumulasi limbah beracun di tempat pembuangan akhir, dengan potensi merusak ekosistem dan mencemari sumber daya air dan tanah.

Manajemen limbah B3 melibatkan serangkaian langkah, mulai dari identifikasi jenis limbah, penanganan, penyimpanan yang aman, transportasi yang terkendali, hingga pemusnahan atau daur ulang yang sesuai. Pentingnya pengelolaan limbah B3 tak hanya berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan, tetapi juga melibatkan perlindungan kesehatan manusia dari paparan zat-zat beracun ini.

Kesadaran masyarakat terhadap limbah B3 menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan. Edukasi mengenai penggunaan yang bijak, pengelolaan yang tepat, dan pengurangan limbah B3 di tingkat individu dan komunitas dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengatasi tantangan ini. Dengan demikian, pemahaman mendalam mengenai limbah B3 menjadi dasar untuk upaya kolektif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

%PDF-1.4 %Çì�¢ 5 0 obj <> stream xœ+T0Ð3T0 A(�œË¥d®�^ÌU䙚Yšë™)èš[‚hsK#¸*—|®@ ù|Gendstream endobj 6 0 obj 58 endobj 12 0 obj <> stream xœ+T0Ð3T0 A(�œË¥d®�^ÌU䙚›Yê™)èš[šisK#¸*C—|®@ Ìtendstream endobj 13 0 obj 60 endobj 18 0 obj <> stream xœ+T0Ð3T0 A(�œË¥d®�^ÌU䙚[XèY(èš[šë™Ì-�઀,—|®@ tendstream endobj 19 0 obj 59 endobj 24 0 obj <> stream xœ+T0Ð3T0 A(�œË¥d®�^ÌUÈâ›[(˜š›(¥*„+äq*€ø& ºæ–†æzf05P­Ff .ù\�` –øOendstream endobj 25 0 obj 75 endobj 30 0 obj <> stream xœ+T0Ð3T0 A(�œË¥d®�^ÌU䙚˜ë)èš[šë™Ì-�ઌ�\ò¹� hendstream endobj 31 0 obj 60 endobj 36 0 obj <> stream xœ+T0Ð3T0 A(�œË¥d®�^ÌU䙚YèY(èš[šë™Ì-�ઌ-\ò¹� �wendstream endobj 37 0 obj 60 endobj 42 0 obj <> stream xœ+T0Ð3T0 A(�œË¥d®�^ÌUä™Zè™(èš[šë™Ì-�àªLL\ò¹� Ïhendstream endobj 43 0 obj 60 endobj 48 0 obj <> stream xœ+T0Ð3T0 A(�œË¥d®�^ÌUÈâ›[X(˜š›(¥*„+äq*€øf–zf ºæfz&0UPͦ .ù\�` Á Äendstream endobj 49 0 obj 77 endobj 54 0 obj <> stream xœ+T0Ð3T0 A(�œË¥d®�^ÌU䙚šéY(èš[šë™Ì-�àªLÍ\ò¹� %tendstream endobj 55 0 obj 60 endobj 4 0 obj <> /Contents 5 0 R >> endobj 11 0 obj <> /Contents 12 0 R >> endobj 17 0 obj <> /Contents 18 0 R >> endobj 23 0 obj <> /Contents 24 0 R >> endobj 29 0 obj <> /Contents 30 0 R >> endobj 35 0 obj <> /Contents 36 0 R >> endobj 41 0 obj <> /Contents 42 0 R >> endobj 47 0 obj <> /Contents 48 0 R >> endobj 53 0 obj <> /Contents 54 0 R >> endobj 3 0 obj << /Type /Pages /Kids [ 4 0 R 11 0 R 17 0 R 23 0 R 29 0 R 35 0 R 41 0 R 47 0 R 53 0 R ] /Count 9 >> endobj 1 0 obj <> endobj 7 0 obj <>endobj 9 0 obj <> endobj 10 0 obj <> endobj 8 0 obj <>stream ÿØÿÛ C ")$+*($''-2@7-0=0''8L9=CEHIH+6OUNFT@GHEÿÛ C !!E.'.EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEÿÀ r£" ÿÄ ÿÄ µ } !1AQa"q2�‘¡#B±ÁRÑð$3br‚ %&'()*456789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyzƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚáâãäåæçèéêñòóôõö÷øùúÿÄ ÿÄ µ w !1AQaq"2�B‘¡±Á #3RðbrÑ $4á%ñ&'()*56789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyz‚ƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚâãäåæçèéêòóôõö÷øùúÿÚ ? õÊ(¢€ (¢€$k,l’(da‚È"²t¯iz-Ä“ØÛå�`±b؃'�ÅlQE€©™iks-Ž´1M72Hˆ©«@ÒÑŠ (¢Š (¢Š (¢Š Áñm³Üi1²ÚÅ‚t–Kp2d@y w<ôö®v÷Å֚݃èúF—s$Ó�$# E‹ÐœÓðuÓx¡ufÓPhm²ëÍRX•À^sœñŽ•ËÚÞø²êsÆ‹<«Ö5‘Y‡ÔÍ"–Ç  * ¸÷>´µ‰áë}rtu˘'ÞTÄ!è¼|݇?ZÛ¦HQE QEÅx¥5(|Q¦Üé/j·2@ñ3�æ s·¯^ ç­ZÑ&ñÚ ]NæÌÃo6+wRCvc#¯¯o;&‡S·Ô¢Ô4Í=/eû9·BXfÝÉÎü¿§ëT´_ Þiwšd¾R‹…g–òèÌImÙýØ^ý‰>¼ÐWCº®SÆ·VÖ’i­s¤�O/ œœ`çèk«'k˜Öž÷Z¯á�FÝ^ K*ºº¯ÆhÜç Öô¨õ5‡ÂÛI-Äj²É®ÂHå~^¾˜Åz,6°Û´­IJÛܪ�¹½O©®!¼9â-NâÚ-gZ·–$YŒq( Ç~z×yHlÏÖtÓ©ØS¨ë,R�®§*1\®¥Œõ7²›û>deš2WåïÉcÁ~PkkÇÍmáKÙmçh$ uÈ<ºƒÈú×�Eƒš6{Ý\Ì@ÝUÉ=ùÛŽ¾¦˜‘ëZ]ªÙi–¶ÑÈ$XaD?ˆŒþ4š‹+YO –4–H_nöÇn¿AšM!¡m"É­ƒcyÛ´c>ø¦jú%ž·n!½�p\íqÃ&F S‹Ó<+­ÞZYˈa„æ-åpW ÷îÎ:Ší´�7û*ÁmÌ­3îgy9vc’y÷4ý3L¶Òl’ÒÍ6B™ÀÎO<“VèŠ)ƒƒ‘@… ô¤gTb Î9¥=(£¯µ;”PEŠ (¢‚ Å QE QE fë©#è—ËBiZ ]ÁŽÓ�Žõɽnjoìf²“JÓâÄP€àRÎ7šì5w¸�I¼{<ý¥`s~}§}q^g.‡§ÚhZ^·uytg¸ºVštl²d1ã#¨ rsÞ‚‘é:”Ún�iiq ’XcXtã ü…\¹™`·’W¤jX�èPðåÌך¤÷šGLîa‚듵ˆ÷?�i²‡R 8¿øY‰Sʹ€]¾ZásÛ®*ÿ …µ84m2Ò7�½ÂÈPIÉ$1-ž�Éí]PÇkh¨Š0F §RA* :P1iN)k2ÇÄZ•ìöÖfYVGò˜"°8Æâ:Ð#L{ÑXö^*Ò5×´µ¼W�I]¸ 1Ý$`þ±@ª:ž§“l³Î²2³„5Ür}ªé¬o½òiѶ—kÍЙJ$‹¸~£\÷ ™~&hH§a¸‘ñ�¢

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, menjelaskan apa itu limbah dan apa yang dimaksud dengan limbah B3.

Limbah sendiri adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Sementara Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Jadi, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun atau limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

Lantas, apa saja limbah B3 itu? Berikut beberapa contoh dan juga dampak buruknya bagi lingkungan maupun manusia!

Raksa adalah terjemahan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Latin “hydrargyrum” atau biasa disimbolkan dengan (Hg). Terjemahan ke Bahasa Inggrisnya adalah mercury, yang berarti mudah menguap. Walaupun terjemahan  hydrargyrum ke Bahasa Indonesia adalah raksa, tetapi di kalangan peneliti dan masyarakat unsur hydragyrum lebih terkenal dengan nama merkuri.

Raksa adalah unsur kimia yang memiliki nomor atom 80, berat atom 200,61 dan jari-jari atom 1,48 A0. Warna raksa tergantung dengan bentuk fasanya. Fasa cair berwarna putih perak, sedangkan fasa padat berwarna abu-abu.

Mengapa air raksa berbahaya? Sebab air raksa biasanya masuk ke dalam tubuh manusia lewat pencernaan, baik melalui ikan maupun air itu sendiri. Air raksa (Hg) dalam bentuk logam sebagian besar dapat disekresikan, sisanya akan menumpuk pada ginjal dan sistem saraf yang suatu saat akan mengganggu bila akumulasinya makin banyak.

Apabila Hg ini terisap dari udara akan berdampak akut atau dapat terakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan bronkitis sampai rusaknya paru-paru. Keracunan Hg tingkat awal penderita akan merasa mulutnya kebal, sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah, dan sering sakit kepala.

Baca juga: 8 Jenis Polutan Berbahaya bagi Kesehatan Manusia, Debu juga Termasuk Loh!

Kromium adalah jenis logam berat yang esensial bagi tubuh. Kromium sejatinya dibutuhkan tubuh untuk metabolism hormone insulin dan pengaturan kadar gula darah. Namun, dapat bersifat toksik dalam jumlah yang sangat tinggi.

Selain bersifat toksik, kromium juga bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Masuknya logam Cr ke dalam strata lingkungan salah satunya adalah akibat adanya sisa kegiatan atau limbah perindustrian.

Nah, kromium merupakan salah satu limbah industri yang dapat berpotensi menjadi pencemar dari industri electroplating. Sungai yang tercemar logam berat kromium jika dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih untuk mandi, cuci, dan kakus dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Sebab, jika terjadi kontak langsung antara kulit dan mata dapat mengakibatkan adanya keluhan kesehatan berupa dermatitis dan borok.

Limbah kimia logam berat cadmium (Cd), adalah elemen toksik yang dapat berpengaruh pada sistem ekologi perairan sebab dikuatirkan limbah tersebut mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), yang dapat mengancam keseimbangan ekologi dan kelangsungan hidup yang berlangsung di sekitar perairan laut tersebut.

Logam berat cadmium dapat berasal dari limbah industri. Apabila ia masuk ke dalam tubuh organisme dapat terakumulasi dalam tubuh sebagai racun serta sebagai penghalang kerja enzim dalam proses metabolisme.

Perlu diketahui, logam berat yang masuk ke tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi sehingga cenderung menumpuk di dalam tubuhnya.

Padahal, apabila kandungan cd telah terkontaminasi dengan organisasi perairan, maka melalui rantai makanan akan mengganggu kehidupan manusia. Pengaruh racun yang ditimbulkan oleh Cd sangat buruk, penderita bisa mengalami tekanan darah tinggi.

Kita mengenal pestisida sebagai bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik insekta, jamur, maupun gulma. Pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan memberantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian.  Pestisida juga digunakan di rumah tangga untuk memberantas nyamuk, kecoa, dan berbagai serangga pengganggu lainnya.

Pertanyaannya adalah, apakah pestisida merupakan limbah yang berbahaya? Asalkan digunakan dengan tepat guna, pestisida tentu akan berfungsi sebagaimana fungsinya.

Sayangnya, penggunaan pestisida terus menerus dan dalam jumlah yang berlebihan bukannya efektif membasmi hama, tetapi juga mencemari lingkungan air, udara, maupun tanah. Pestisida mengandung racun yang bisa mengganggu susunan saraf dan larut dalam lemak.

Hal tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan karena bahan kimia dalam pestisida dapat menyebabkan kanker, alergi, dan merusak susunan saraf.

Timbal (Pb) termasuk ke dalam kelompok logam yang beracun dan berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup. Limbah Timbal dapat masuk ke badan perairan secara alamiah yakni dengan pengkristalan timbal di udara dengan bantuan air.

Penggunaan Pb dalam skala yang besar dapat mengakibatkan polusi baik di daratan maupun perairan. Logam Pb yang masuk ke dalam perairan sebagai dampak dari aktivitas manusia dapat membentuk air buangan atau limbah dan selanjutnya akan mengalami pengendapan yang dikenal dengan istilah sedimen.

Padahal, tingginya kandungan timbal dalam sedimen akan menyebabkan biota air tercemar seperti ikan, udang, dan kerang, di mana biota tersebut hidup di dasar sungai dan apabila dikonsumsi dapat berbahaya bagi kesehatan.

Adanya logam berat di perairan juga sangat berbahaya secara tidak langsung memengaruhi kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yang sulit degradasi, sehingga terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit dihilangkan.

Limbah tembaga adalah salah satu limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dalam peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999 disebutkan bahwa limbah B3 adalah sisa suatu usaha yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat atau konsentrasinya tinggi dapat mencemarkan lingkungan hidup.

Logam berat tembaga atau Cu sendiri sebenarnya digolongkan ke dalam logam berat esensial. Artinya, meskipun Cu merupakan logam berat beracun, tetapi unsur ini sangat dibutuhkan tubuh meski dalam jumlah yang sedikit.

Toksisitas yang dimiliki oleh Cu baru akan bekerja dan memperlihatkan pengaruhnya bila logam ini telah masuk ke dalam tubuh organisme dalam jumlah besar atau melebihi nilai organisme terkait.

Baca juga: Clean Development Mechanism (CDM): Upaya Pengurangan Emisi Global dan Peran Indonesia di Dalamnya (2022)

Itulah penjelasan mengenai apa itu limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) beserta dengan contoh-contohnya. Mulai sekarang, kita bisa lebih peduli lagi dengan barang-barang maupun produk yang kita konsumsi dan gunakan. Jangan sampai, menimbulkan pencemaran yang merugikan lingkungan serta makhluk hidup lainnya.

PENGERTIAN LIMBAH B3 ( BAHAN BERBAHAYA BERACUN )

Admin dlh | 30 September 2019 | 785123 kali

Gambaran Umum Limbah B3

Dalam melakukan penanganan terhadap limbah, penting untuk diketahui bahwa ada jenis-jenis limbah yang ternyata sangat mengancam lingkungan dan kesehatan manusia. Jenis limbah tersebut kerap disebut dengan istilah limbah B3. Apakah yang dimaksud dengan limbah B3? Apa saja contoh limbah B3 yang terdapat di sekitar kita? Bagaimana teknik penanganan limbah B3 agar tidak menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia? Di artikel kali ini kita akan menjawab semua pertanyaan ini.

Kata B3 merupakan akronim dari bahan beracun dan berbahaya. Oleh karena itu, pengertian limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya. Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini. Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga domestik) di antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen pakaian, pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih lantai, pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, dan batu baterai.

Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki sifat-sifat tertentu, di antaranya mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah menyala, mengandung racun, bersifat korosifmenyebabkan iritasi, atau menimbulkan gejala-gejala kesehatan seperti karsinogenik, mutagenik, dan lain sebagainya. a. Mudah meledak (explosive)

Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi lewat reaksi fisika atau kimia sederhana. Limbah ini sangat berbahaya baik saat penanganannya, pengangkutan, hingga pembuangannya karena bisa menyebabkan ledakan besar tanpa diduga-duga. Adapun contoh limbah B3 dengan sifat mudah meledak misalnya limbah bahan eksplosif dan limbah laboratorium seperti asam prikat.

Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena teroksidasi sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya. Limbah ini jika tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan kebakaran besar pada ekosistem. Contoh limbah b3 dengan sifat pengoksidasi misalnya kaporit. c. Mudah menyala (flammable)

Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat terbakar karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski dalam suhu dan tekanan standar. Contoh limbah B3 yang mudah menyala misalnya pelarut benzena, pelarut toluena atau pelarut aseton yang berasal dari industri cat, tinta, pembersihan logam, dan laboratorium kimia. e. Beracun (moderately toxic)

Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang bersifat racun bagi manusia atau hewan, sehingga menyebabkan keracunan, sakit, atau kematian baik melalui kontak pernafasan, kulit, maupun mulut. Contoh limbah b3 ini adalah limbah pertanian seperti buangan pestisida. f. Berbahaya (harmful)

Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu melalui kontak inhalasi ataupun oral. g. Korosif (corrosive)

Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa). Contoh limbah B3 dengan ciri korosif misalnya, sisa asam sulfat yang digunakan dalam industri baja, limbah asam dari baterai dan accu, serta limbah pembersih sodium hidroksida pada industri logam. h. Bersifat iritasi (irritant)

Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan sensitasi pada kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pernapasan, pusing, dan mengantuk bila terhirup. Contoh limbah ini adalah asam formiat yang dihasilkan dari industri karet. i. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)

Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau Chlorofluorocarbon yang dihasilkan dari mesin pendingin j. Karsinogenik (carcinogenic), Teratogenik (teratogenic), Mutagenik (mutagenic)

Limbah karsinogenik adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel kanker, teratogenik adalah limbah yang mempengaruhi pembentukan embrio, sedangkan limbah mutagenik adalah limbah yang dapat menyebabkan perubahan kromosom. Nah, demikianlah pengertian limbah B3 dan contohnya yang dapat kami sampaikan. Masing-masing contoh limbah B3 di atas memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda sehingga dalam penanganannya juga diperlukan teknik khusus yang spesifik.

LIMBAH B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)

Admin dlh | 15 Oktober 2019 | 5690 kali

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:

Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya.

Anda mungkin ingin melihat